Minggu, 14 Februari 2016

Salahkah Sang Saka Berkibar




Perjalanan dalam mencapai sebuah kesuksesan pastilah mengalami rintangan dan lika-liku yang menjadikan seseorang itu akan mampu menjadi seseorang yang gagah dan tangguh dalam menghadapinya ditopang pula dengan berbagai pembelajaran dari kehidupan yang mengajarkannya, karena hidup harus lah mampu memahami dan mempelajari segala aspek kekurangan dan kesalahan yang pernah dialami agar suatu saat tidak mengulanginya kembali, inilah yang harus dipelajari oleh pemerintah saat ini.
Kabarnya generasi muda saat ini adalah generasi emas Indonesia yang suatu saat akan Berjaya jika kita semua mampu bahu-membahu membangun peradaban bangsa yang lebih baik, namun lain halnya jika ada salah satu aspek tidak mendukung generasi emas, apakabar pemerintah Indonesia saat ini, yang  “katanya” sedang memperbaiki salah satu aspek yaitu pendidikan dengan wajib belajar 12 tahun serta berbagai dukungan dari beasiswa, cukup kah itu?
Saat ini sejujurnya Indonesia sedang mengalami masa redup dalam pencapaian mendali emas di berbagai kejuaraan baik nasional maupun internasional, bahkan baru beberapa tahun terakhir sepakbola Indonesia non-aktif, serta sekarang kabarnya adalah salah satu pemuda yang sedang bertarung meraih impian untuk mengibarkan sang saka “Merah Putih” dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia Raya” di salah satu ajang pentas internasional pun terganjal akan salah satu aspek yang kurang diperhatikan pemerintah.
Kala itu, bendera “Merah Putih” tidak berkibar seutuhnya dikarenakan salah satu permasalahan bahkan Lagu “Indonesia Raya” pun hanya dinyanyikan dengan suara lantan, jadi teringat akan semangat para pahlawan dalam mengibarkan merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dengan gagah dan suara yang lantang yang mampu merubuhkan bumi ini membuktikan bahwa Indonesia mampu dan Indonesia bisa!
Haruskah dikatakan bahwa saat ini Indonesia terlalu “diremehkan” ataukah bangsa ini sendiri yang membuat kata “diremehkan”, mengutip dari sebuah lagu kebanggaan Indonesia “berkibarlah benderaku merah putih gagah perwira di seluruh pantai Indonesia, kau tetap pujaan bangsa, siapa berani menurun kan engkau serentak rakyatmu membela” apakah lagu tersebut saat ini hanyalah isapan jari, lukisan masa lalu, dan sudah tak berarti lagi di hati rakyat Indonesia,
Salahkah Sang Saka Merah Putih Berkibar, ataukah tiada artinya lagi untuk berkibar, bagaikan sebuah permainan sepakbola yang apik jika kesebelas pemain mampu berkerjasama membuat gol, apakah kita semua tidak mampu berkerjasama dan membuat sebuah generasi emas Indonesia di masa yang akan datang, wahai pemerintahku yang mampu membantu segala dukungan pada generasi kami, stoplah perbuatan korupsi kolusi dan nepotisme, bukalah hatimu untuk memperbaiki kehidupan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi, jikalau kalian mempercayakan kami jika kami Generasi Emas Indonesia, mari kita saling bahu-membahu mewujudkan Generasi Emas yang mampu mengibarkan Sang Saka Merah Putih di mata dunia, bukankah Indonesia dikenal salah satunya dengan budaya gotong royongnya maka sudah pasti kita mampu, walaupun bhineka tunggal ika yang berarti “walaupun berbeda namun tetap satu jua”
Mengutip perkataan soekarno “berikanlah aku 10 orang pemuda maka ku kan guncangkan dunia” jika sepuluh pemuda saja mampu, apalagi kita lebih dari 200 juta penduduk Indonesia haruslah mampu membuktikan bahwa Indonesia Bisa Indonesia Mampu, Karena Kita Indonesia, Kibarkanlah Sang Saka Merah Putih, Indonesia Merah Darahku, Putih tulangku bersatu dalam semangatku!

Helmina Mutia
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2013
Universitas Negeri Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar