Perjalanan dalam mencapai sebuah kesuksesan pastilah
mengalami rintangan dan lika-liku yang menjadikan seseorang itu akan mampu
menjadi seseorang yang gagah dan tangguh dalam menghadapinya ditopang pula
dengan berbagai pembelajaran dari kehidupan yang mengajarkannya, karena hidup
harus lah mampu memahami dan mempelajari segala aspek kekurangan dan kesalahan
yang pernah dialami agar suatu saat tidak mengulanginya kembali, inilah yang
harus dipelajari oleh pemerintah saat ini.
Kabarnya generasi muda saat ini adalah generasi emas
Indonesia yang suatu saat akan Berjaya jika kita semua mampu bahu-membahu
membangun peradaban bangsa yang lebih baik, namun lain halnya jika ada salah
satu aspek tidak mendukung generasi emas, apakabar pemerintah Indonesia saat
ini, yang “katanya” sedang memperbaiki
salah satu aspek yaitu pendidikan dengan wajib belajar 12 tahun serta berbagai
dukungan dari beasiswa, cukup kah itu?
Saat ini sejujurnya Indonesia sedang mengalami masa
redup dalam pencapaian mendali emas di berbagai kejuaraan baik nasional maupun
internasional, bahkan baru beberapa tahun terakhir sepakbola Indonesia
non-aktif, serta sekarang kabarnya adalah salah satu pemuda yang sedang
bertarung meraih impian untuk mengibarkan sang saka “Merah Putih” dan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia Raya” di salah satu ajang
pentas internasional pun terganjal akan salah satu aspek yang kurang
diperhatikan pemerintah.
Kala itu, bendera “Merah Putih” tidak berkibar
seutuhnya dikarenakan salah satu permasalahan bahkan Lagu “Indonesia Raya” pun
hanya dinyanyikan dengan suara lantan, jadi teringat akan semangat para
pahlawan dalam mengibarkan merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia dengan gagah dan suara yang lantang yang mampu merubuhkan bumi ini
membuktikan bahwa Indonesia mampu dan Indonesia bisa!
Haruskah dikatakan bahwa saat ini Indonesia terlalu
“diremehkan” ataukah bangsa ini sendiri yang membuat kata “diremehkan”,
mengutip dari sebuah lagu kebanggaan Indonesia “berkibarlah benderaku merah
putih gagah perwira di seluruh pantai Indonesia, kau tetap pujaan bangsa, siapa
berani menurun kan engkau serentak rakyatmu membela” apakah lagu tersebut saat
ini hanyalah isapan jari, lukisan masa lalu, dan sudah tak berarti lagi di hati
rakyat Indonesia,
Salahkah Sang Saka Merah Putih Berkibar, ataukah
tiada artinya lagi untuk berkibar, bagaikan sebuah permainan sepakbola yang
apik jika kesebelas pemain mampu berkerjasama membuat gol, apakah kita semua
tidak mampu berkerjasama dan membuat sebuah generasi emas Indonesia di masa
yang akan datang, wahai pemerintahku yang mampu membantu segala dukungan pada
generasi kami, stoplah perbuatan korupsi kolusi dan nepotisme, bukalah hatimu
untuk memperbaiki kehidupan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi, jikalau
kalian mempercayakan kami jika kami Generasi Emas Indonesia, mari kita saling
bahu-membahu mewujudkan Generasi Emas yang mampu mengibarkan Sang Saka Merah
Putih di mata dunia, bukankah Indonesia dikenal salah satunya dengan budaya
gotong royongnya maka sudah pasti kita mampu, walaupun bhineka tunggal ika yang
berarti “walaupun berbeda namun tetap satu jua”
Mengutip perkataan soekarno “berikanlah aku 10 orang
pemuda maka ku kan guncangkan dunia” jika sepuluh pemuda saja mampu, apalagi
kita lebih dari 200 juta penduduk Indonesia haruslah mampu membuktikan bahwa
Indonesia Bisa Indonesia Mampu, Karena Kita Indonesia, Kibarkanlah Sang Saka
Merah Putih, Indonesia Merah Darahku, Putih tulangku bersatu dalam semangatku!
Helmina
Mutia
Mahasiswa
Pendidikan Sosiologi 2013
Universitas
Negeri Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar